GOA PINDUL |
Gua Pindul memiliki panjang sekitar 350 m, lebar hingga 5 m,
jarak permukaan air dengan atap gua 4 m, dan kedalaman air sekitar 5-12 m. Goa
ini memiliki 3 zona. zona terang, zona remang, dan zona gelap. waktu tempuh
sekitar 45 menit.
Cavetubing hampir sama dengan rafting. Jika rafting (arung jeram) adalah kegiatan menyusuri aliran sungai dengan menggunakan perahu, maka cavetubing adalah kegiatan menyusuri gua menggunakan ban dalam. Karena aliran air di Gua Pindul ini tenang maka melakukan cavetubing di Gua Pindul ini juga bisa dilakukan oleh pemula maupun anak kecil bahkan wanita hamil pernah.
wisatawan memasuki mulut goa Ditengah Gua, ada sebuah ruangan yang agak besar, dengan lubang diatasnya yang warga setempat menyebut sumur terbalik, sinar matahari yang masuk melalui lubang ini membuat suasana semakin indah. Lubang diatas gua inilah dimana seringkali digunakan sebagai jalan masuk vertikal oleh anggota TIM SAR atau latihan.
Saat anda melakukan susur gua di Gua Pindul ini, anda akan menemukan sebuah stalagtit yang sudah menyatu dengan stalagmit sehingga tampak seperti sebuah pilar dengan ukuran lebar lima rentangan tangan orang dewasa(Soko Guru).
Stalaktit terbesar ke 4 di dunia
Stalaktit ini merupakan terbesar di Goa Pindul dan mempunyai peringkat no 4 di dunia. Stalagtit putting yg masih aktif siap menanti anda dengan tetesan airnya yang konon bisa bikin cantik n’ awet muda, bagi yg lelaki untuk menambah vitalitas telah ditunggu stalagtit jantan, anda cukup memegang aja udah terasa bedannya…tenane’ lek…. Bagi adik-adik di zona terang bisa berenang, lompat indah sambil lihat ikan cukup besar yg memamerkan keindahan tubuhnya.Ada juga Stalagmit dan stalagtit yang menyatu, menjadi yang terbesar ke-4 di dunia, butuh 5 orang untuk melingkarinya, bahkan celahnya hanya cukup dilewati satu orang saja. Besar ditengah-tengah Goa yang katanya sebagai tiang Goa.Keindahan semakin lengkap dengan adanya ornamen disepanjang dinding Goa seperti mahakarya lukisan abstrak yang tak ternilai. Mata kristal Kelelawar bergelantungan menghiasi lorong goa. Terdapat tirai juga yang tersusun dari tetesan air didinding Goa.
Cavetubing hampir sama dengan rafting. Jika rafting (arung jeram) adalah kegiatan menyusuri aliran sungai dengan menggunakan perahu, maka cavetubing adalah kegiatan menyusuri gua menggunakan ban dalam. Karena aliran air di Gua Pindul ini tenang maka melakukan cavetubing di Gua Pindul ini juga bisa dilakukan oleh pemula maupun anak kecil bahkan wanita hamil pernah.
wisatawan memasuki mulut goa Ditengah Gua, ada sebuah ruangan yang agak besar, dengan lubang diatasnya yang warga setempat menyebut sumur terbalik, sinar matahari yang masuk melalui lubang ini membuat suasana semakin indah. Lubang diatas gua inilah dimana seringkali digunakan sebagai jalan masuk vertikal oleh anggota TIM SAR atau latihan.
Saat anda melakukan susur gua di Gua Pindul ini, anda akan menemukan sebuah stalagtit yang sudah menyatu dengan stalagmit sehingga tampak seperti sebuah pilar dengan ukuran lebar lima rentangan tangan orang dewasa(Soko Guru).
Stalaktit terbesar ke 4 di dunia
Stalaktit ini merupakan terbesar di Goa Pindul dan mempunyai peringkat no 4 di dunia. Stalagtit putting yg masih aktif siap menanti anda dengan tetesan airnya yang konon bisa bikin cantik n’ awet muda, bagi yg lelaki untuk menambah vitalitas telah ditunggu stalagtit jantan, anda cukup memegang aja udah terasa bedannya…tenane’ lek…. Bagi adik-adik di zona terang bisa berenang, lompat indah sambil lihat ikan cukup besar yg memamerkan keindahan tubuhnya.Ada juga Stalagmit dan stalagtit yang menyatu, menjadi yang terbesar ke-4 di dunia, butuh 5 orang untuk melingkarinya, bahkan celahnya hanya cukup dilewati satu orang saja. Besar ditengah-tengah Goa yang katanya sebagai tiang Goa.Keindahan semakin lengkap dengan adanya ornamen disepanjang dinding Goa seperti mahakarya lukisan abstrak yang tak ternilai. Mata kristal Kelelawar bergelantungan menghiasi lorong goa. Terdapat tirai juga yang tersusun dari tetesan air didinding Goa.
Pantai Indrayanti |
PANTAI INDRAYANTI
Pantai Bersih dengan Restoran Cafe
Matahari belum tinggi saat tiba di Pantai Indrayanti. Dua ekor siput laut bergerak pelan di sebuah ceruk karang, tak peduli dengan ombak yang menghempas. Segerombol remaja asyik bercengkerama sambil sesekali bergaya untuk diambil gambarnya. Di sebelah barat nampak 3 orang sedang berlarian mengejar ombak, sebagian lainnya bersantai di tengah gazebo sembari menikmati segarnya kelapa muda yang dihidangkan langsung bersama buahnya. Beberapa penginapan yang dikonsep back to nature berdiri dengan gagah di bawah bukit, sedangkan rumah panggung dan gubug yang menyerupai honai (rumah adat Papua) berdiri di dekat pantai. Jet ski kuning teronggok di sudut restoran.
Terletak di sebelah timur Pantai Sundak, pantai yang dibatasi bukit karang ini merupakan salah satu pantai yang menyajikan pemandangan berbeda dibandingkan pantai-pantai lain yang ada di Gunungkidul. Tidak hanya berhiaskan pasir putih, bukit karang, dan air biru jernih yang seolah memanggil-manggil wisatawan untuk menceburkan diri ke dalamnya, Pantai Indrayanti juga dilengkapi restoran dan cafe serta deretan penginapan yang akan memanjakan wisatawan. Beragam menu mulai dari hidangan laut hingga nasi goreng bisa di pesan di restoran yang menghadap ke pantai ini. Pada malam hari, gazebo-gazebo yang ada di bibir pantai akan terlihat cantik karena diterangi kerlip sinar lampu. Menikmati makan malam di cafe ini ditemani desau angin dan alunan debur ombak akan menjadi pengalaman romantis yang tak terlupa.
Penyebutan nama Pantai Indrayanti sebelumnya menuai banyak kontraversi. Indrayanti bukanlah nama pantai, melainkan nama pemilik cafe dan restoran. Berhubung nama Indrayanti yang terpampang di papan nama cafe dan restoran pantai, akhirnya masyarakat menyebut pantai ini dengan nama Pantai Indrayanti. Sedangkan pemerintah menamai pantai ini dengan nama Pantai Pulang Syawal. Namun nama Indrayanti jauh lebih populer dan lebih sering disebut daripada Pulang Syawal. Keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan Pantai Indrayanti rupanya turut membawa dampak positif. Berbeda dengan pantai-pantai lain yang agak kotor, sepanjang garis pantai Indrayanti terlihat bersih dan bebas dari sampah. Hal ini dikarenakan pengelola tak segan-segan menjatuhkan denda sebesar Rp. 10.000 untuk tiap sampah yang dibuang oleh wisatawan secara sembarangan. Karena itu Indrayanti menjadi tempat yang nyaman untuk dikunjungi.
Usai menikmati sepiring nasi goreng dan es kelapa muda di gazebo, beranjak menuju bukit di sisi timur. Berhubung tidak ada jalan, menerobos semak dan perdu sembari memanjat karang pun menjadi pilihan. Sesampainya di atas bukit pemandangan laut yang bebatasan dengan Samudra Hindia terhampar. Beberapa burung terbang sambil membawa ilalang untuk membangun sarang. Suara debur ombak dan desau angin berpadu menciptakan orkestra yang indah dan menenangkan. melayangkan pandangan ke arah barat. Beberapa pantai yang dipisahkan oleh bukit-bukit terlihat berjajar, gazebo dan rumah panggung terlihat kecil, sedangkan orang-orang laksana liliput. Saat senja menjelang, tempat ini akan menjadi spot yang bagus untuk menyaksikan mentari yang kembali ke peraduannya. Meski tidak sempat menyaksikan senja yang indah, pesona Pantai Indrayanti telah terpatri di hati.
Pantai Bersih dengan Restoran Cafe
Matahari belum tinggi saat tiba di Pantai Indrayanti. Dua ekor siput laut bergerak pelan di sebuah ceruk karang, tak peduli dengan ombak yang menghempas. Segerombol remaja asyik bercengkerama sambil sesekali bergaya untuk diambil gambarnya. Di sebelah barat nampak 3 orang sedang berlarian mengejar ombak, sebagian lainnya bersantai di tengah gazebo sembari menikmati segarnya kelapa muda yang dihidangkan langsung bersama buahnya. Beberapa penginapan yang dikonsep back to nature berdiri dengan gagah di bawah bukit, sedangkan rumah panggung dan gubug yang menyerupai honai (rumah adat Papua) berdiri di dekat pantai. Jet ski kuning teronggok di sudut restoran.
Terletak di sebelah timur Pantai Sundak, pantai yang dibatasi bukit karang ini merupakan salah satu pantai yang menyajikan pemandangan berbeda dibandingkan pantai-pantai lain yang ada di Gunungkidul. Tidak hanya berhiaskan pasir putih, bukit karang, dan air biru jernih yang seolah memanggil-manggil wisatawan untuk menceburkan diri ke dalamnya, Pantai Indrayanti juga dilengkapi restoran dan cafe serta deretan penginapan yang akan memanjakan wisatawan. Beragam menu mulai dari hidangan laut hingga nasi goreng bisa di pesan di restoran yang menghadap ke pantai ini. Pada malam hari, gazebo-gazebo yang ada di bibir pantai akan terlihat cantik karena diterangi kerlip sinar lampu. Menikmati makan malam di cafe ini ditemani desau angin dan alunan debur ombak akan menjadi pengalaman romantis yang tak terlupa.
Penyebutan nama Pantai Indrayanti sebelumnya menuai banyak kontraversi. Indrayanti bukanlah nama pantai, melainkan nama pemilik cafe dan restoran. Berhubung nama Indrayanti yang terpampang di papan nama cafe dan restoran pantai, akhirnya masyarakat menyebut pantai ini dengan nama Pantai Indrayanti. Sedangkan pemerintah menamai pantai ini dengan nama Pantai Pulang Syawal. Namun nama Indrayanti jauh lebih populer dan lebih sering disebut daripada Pulang Syawal. Keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan Pantai Indrayanti rupanya turut membawa dampak positif. Berbeda dengan pantai-pantai lain yang agak kotor, sepanjang garis pantai Indrayanti terlihat bersih dan bebas dari sampah. Hal ini dikarenakan pengelola tak segan-segan menjatuhkan denda sebesar Rp. 10.000 untuk tiap sampah yang dibuang oleh wisatawan secara sembarangan. Karena itu Indrayanti menjadi tempat yang nyaman untuk dikunjungi.
Usai menikmati sepiring nasi goreng dan es kelapa muda di gazebo, beranjak menuju bukit di sisi timur. Berhubung tidak ada jalan, menerobos semak dan perdu sembari memanjat karang pun menjadi pilihan. Sesampainya di atas bukit pemandangan laut yang bebatasan dengan Samudra Hindia terhampar. Beberapa burung terbang sambil membawa ilalang untuk membangun sarang. Suara debur ombak dan desau angin berpadu menciptakan orkestra yang indah dan menenangkan. melayangkan pandangan ke arah barat. Beberapa pantai yang dipisahkan oleh bukit-bukit terlihat berjajar, gazebo dan rumah panggung terlihat kecil, sedangkan orang-orang laksana liliput. Saat senja menjelang, tempat ini akan menjadi spot yang bagus untuk menyaksikan mentari yang kembali ke peraduannya. Meski tidak sempat menyaksikan senja yang indah, pesona Pantai Indrayanti telah terpatri di hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar